Kamis, 15 September 2016

Karena Rencana Allah lebih Indah : Be Husnudzon with script Allah SWT



  Sudah lumayan lama buat posting di blog. Alasannya ? kadang ada ide males nulis, pengen nulis lagi nggak ada ide... (alesan klasik banget ya). 
Sebenarnya ada sesuatu yang ganjel di hati, hehe bukan sebuah curhatan colongan ya yang bakal di tulis. Setidak nya hanya sebuah luapan hati yang ingin disampaikan ( sama aja kayaknya hehe ).
  Ceritanya seminggu yang lalu dapet info lowongan sebuah perusahaan BUMN dari temen waktu SMA. awalnya hanya image yang dikirim melalui BBM. Karena sepertinya size nya kecil, akhirnya tulisan yang di dalemnya  tidak terbaca. Setelah di telusuri alamat websitenya dan tercantum semua langkah registrasi, posisi, dan jadwal pengumuman. Tanpa ragu langsung cari posisi yang sesuai dengan jurusan. Dan diantara banyak posisi hanya ada satu yang sesuai  :D , Alhamdulillah..... ^_^
Tahukah kenapa bahagia tiada tara ? selama ini kalau liat persyaratan lowongan dari perusahaan BUMN pasti selalu ada ada point yang tidak sesuai, entah akreditasi kampus, jurusan, syarat TOEFL, dan sebagainya. Rasanya sudah kalah sebelum berperang.
  Entahlah sampai sekarang masih menginginkan bekerja disebuah Instansi yang Peraturan Perusahaanya yang stabil. Apakah ingin jadi wanita karir kah? hehe mumpung masih single kan.. Kalau udah menikah semua bisa jadi beda cerita. Ada perihal-perihal yang harus di tanyakan, di acc oleh sang Suami. ( kok jadi bahas ini ya :D )
  Lanjut ke cerita awal, dengan modal nekatlah saya registrasi. Kenapa modal nekat ? karena lawan yang melamar sudah pasti Perguruan Tinggi bonafit yang pasti IPK nya tidak diragukan lagi.  Tapi, nggak apa-apa, Saya punya Allah yang Maha Segalanya.. tidak ada kata yang tidak mungkin. eaa ini yang selalu membuat berani dalam mencoba, meski kadang kalau akhirnya tidak sesuai suka diem dan kecewa. Pernah sih nangis di kamar mandi, luapan biar nggak makin larut. Hehe... mellow banget ya.
Setelah semua tahapan registrasi selesai dan mendapatkan no registrasi. Maka diperoleh jadwal-jadwal pengumuan. Nah, ini yang bikin galau tingkat provinsi.

Tahap Pertama : Seleksi Administrasi
Dari pastinya ribuan ijazah, transkip, dan experience yang  tidak diragukan lagi. Selalu muncul pertanyaan. Kira-kira berkas ku  bakal diterima nggak ya, bakal di baca nggak ya. Bismillah... itu yang pertama saat aku mengisi form registrasi

Tahap Kedua : TEST TOEFL
 Tahukah,jujur ini awal test yang nambah deg-deg an karena selama ini belum pernah test TOEFL. Sebagai salah satu ikhtiar adalah. Mulai detik ini belajar TOEFL dan mampirlah ke toko buku beli buku TOEFL. Yakin selama dua minggu belajar TOEFL? orang-orang aja butuh beberapa bulan. Kan sudah dibilang, tidak ada yang mustahil bagi Allah. Pertanyaan besar nya. Administrasti nya lulus apa tidak ? hehe...kan modal nekat denga seribu keyakinan akan kebesaranNya, jadi semua ya di jalani aja semampunya.
Lebih PEDE nya lagi adalah, saya sudah ambil cuti di kantor saya yang sekarang di tanggal jadwal Test Psikotes dan Wawancara. Hehe ya seandainya tidak lolos, bisa dipakai untuk istirahat dirumah ^_^
 



Ini penampakan saya kalau lagi belajar TOEFL. Buku nya juga lumayan lengkap. Dan ternyata asik belajar TOEFL dan yang pastinya banyak banget yang saya nggak tahu. Hehe ^_^

  Tidak ada ilmu yang sia-sia. Meski saya sudah belajar dan ternyata saya tidak lolos di salah satu seleksi tersebut. Saya yakin, tidak lah rugi saya mempelajari TOEFL. Siapa tahu bisa dipakai untuk kesempatan selanjutnya. Misal beasiswa dalam negeri atau bahkan luar negeri ? Percaya Rencana Allah adalah yang paling Indah. Be husnudzon with script Allah. 

 Begitu juga kata mba Dewi Nur Aisyah  
"Takdir itu di ujung ikhtiar… Ada harap yg mencipta usaha, ada doa yg memohon akhir… Semoga Allah senantiasa menguatkan langkah-langkah kaki kita untuk bersegera menuju jannah-Nya… Semoga Allah mewujudkan setiap harap dan menjawab untai doa-doa kita dengan keindahan keputusan-Nya…”

  Jujur sampai hari ini saya masih menunggu kabar baik. Baik yang tidak hanya untuk saya tapi untuk semua. Berharap adalah hal wajar, yang pasti jangan berharap selain kepadaNya. Jika tidak ingin kecewa bahkan sampai putus asa. Kegagalan bukan akhir perjalanan. Keep Walking.... terus berjalan, berjalan, terus berjalan asal selalu sesuai koridorNya, edarNya... tanpa melewati batas yang di murkaiNya. Insya Allah Dia akan menuntun. And you will get there... Meski jauh, berliku, tak mulus percaya lah akan sampai dan memperolehnya. Meski dengan waktu dan cara yang berbeda. Jangan lupa apapun hajat kita matur lah pada orang tua. Do'a orang tua tidak ada hijab untuk anak-anaknya ^_^


Jumat, 13 Mei 2016

Dear Masa Depan ku

Dear mantan, maafkan aku yang dulu. Di berbagai sosmed ada banyak meme berkeliaran dua foto before and after. Konon, meme tersebut adalah meme kekinian dikalangan pengguna sosmed setia. Tujuannya ? Next kita bahas
Selfie sebuah aktifitas yang hampir semua sudah melakukannya. Dari anak-anak sampai emak-emak dan bapak-bapak. Smartphone yang sudah banyak beredar berbagai macam versi. Mengunggulkan di bagian versi kamera mereka salah satu daya pikat mereka untuk para konsumen. Mungkin karena sekarang adalah jamannya sindrom selfie. Kembali ke masalah fenomena meme Dear Mantan. Setelah melakukan wawancara ke berbagai sumber (asyik,,,gaya wartawan yang mau cari berita eksklusif). Redaksi dari meme tersebut adalah sebuah pembuktian kepada sang masa lalu yang pernah meninggalkannya, menyakitinya bahkan sampai mengkhianatinya bahwa mereka mampu hidup berdiri tegak dan lebih hebat tanpanya . Okey,,, dari sekian banyak gambar yang saya lihat. Kebanyakan makna before dan afternya dari segi kecantikan or kegantengannya. Before terlihat culun, kucel bin kumel. After nya sebuah foto menunjukan bahwa yang sekarang lebih cerah, bersih bersinar sunglight  :). Dan seolah gambar itu ingin menunjukan dan berbicara lantang "Ini lo gue yang sekarang. Maaf gue dulu jelek dan culun. Tapi liat gue seperti sekarang gue bisa kok hidup lebih hebat meski tanpa lo" (Asli sebelum nulis ini wawancara ke beberapa sumber. Terutama ke orang-orang yang sudah melewati masa rehabilitas move one. ). Redaksinya kok keliatan ekstrim banget ya. Sebenarnya nggak gitu juga kali ya.
Konon katanya kita perlu jatuh dahulu hingga kita bisa bangkit. Jatuh itu sakit tapi itu adalah waktu yang tepat untuk belajar bangkit meski berkali.


Sebenarnya perubahan itu perlu. Bahkan seseorang akan mengalami  kerugian ketika kita lebih buruk dari kemarin dan sebuah keuntungan ketika hari esok lebih baik dari hari kemarin. So, sebisa mungkin kita harus menjadi yang lebih baik dari masa lalu.

Bicara mengenai masa lalu. Masa lalu itu tidak selalu berhubungan denga mantan lho. Walaupun mantan sangat erat hubungannya dengan masa lalu. Teman kecil, SD, SMP, SMA, Kuliah, atau teman kerja sebelumnya pun adalah masa lalu mu. Bahkan 5 menit sebelum nya pun adalah masa lalumu. Yakinkah hanya sekitar yang menyakiti dan mengecewakanmu. Yakin kah kita tidak jadi masa lalu sekitar mu yang menyakiti hatinya ? Kadang tanpa di sadari kita berbicara yang tak mengenakan. Dan melukai hati sekitarmu. Tanpa diketahui berhari-hari, berbulan-bulan kita menjadi masa lalu mereka yang melukainya.

Dan perlu di ingat, suatu keberhasilan itu bukan disaat kita berubah menjadi lebih cantik atau ganteng dari sebelumnya. Karena parameter cantik dan ganteng setiap orang berbeda-beda. Akhlak, prestasi, dan ibadahlah yang bisa menjadi tolak ukur sebuah perubahan before to after. 

seperti kata bang tere lagi 
Jika kita disakiti, maka cara terbaik membalasnya adalah: kita menjadi lebih baik setiap harinya. Bukan dengan balas menyakiti, balas mengejek, dsbgnya.
Besok lusa orang yang menyakiti kita tersebut akan menatap kita dan prestasi kita dari kejauhan, kemudian menyadari betapa tidak menariknya hidup dia.


Cara terbaik menghadapi masa lalu adalah dengan dihadapi. Berdiri gagah. Mulailah dengan damai menerima masa lalumu? Buat apa dilawan? Dilupakan? Itu sudah menjadi bagian hidup kita. Peluk semua kisah itu. Berikan dia tempat terbaik dalam hidupmu. Itulah cara terbaik mengatasinya.

Novel "RINDU", Tere Liye
*Tere Liye


So, kita jangan sekali-kali berubah karena dendam. Tetapi karena waktu selalu memberikan kesempatan kita untuk hijrah menjadi yang lebih baik. Bicara mengenai mantan. Ada alasan kok, kau tidak disatukan dengan dia. Mungkin dia tidak baik untukmu. Atau ada someone yang lebih baik dari dia. Atau Sang Pemilik Cinta memberikan kesempatan kita semua untuk terus menjadi hamba yang baik.


Dear masa depan, semoga aku tidak memiliki banyak kisah masa lalu dengan orang lain. Sehingga masa laluku, masa sekarangku, dan masa depanku lebih banyak bersama dengan masa kehidupanmu... :)


Selasa, 23 Februari 2016

ke PUTUS an yang bukan dari ke PUTUS ASA an

"Keputusan" biasanya diharapkan menghasilkan suatu hasil yang memuaskan setelah melalui berbagai gundah gulana (eaaa agak lebay). Ke-putus-an yang artinya kita harus bisa PUTUS kan pilihan menjadi IYA atau TIDAK, seberapa besar keraguan harus di PUTUS menjadi sebuah keyakinan. terkadang manusia itu hidupnya penuh dengan keraguan. Apalagi jika keputusan itu menyangkut masa depan. Keputusan akan terasa berat ter ultimatum. Segala yang terbaik tidak selalu baik untuk diputuskan, dan yang terlihat meragukan kadang akan baik kedepannya. Biasanya itu yang akan muncul disaat keraguan menghampiri.

Kita lebih suka mengira, menerka, dan membawanya semua serba dengan perasaan. Kata Bang Kekinian mah Baper (Bawa Perasaan) gitu. hehe.... :)
Ketika sudah menerima kelulusan SMA apa yang akan ada dibenak ? tak akan jauh akan ada banyak pilihan yang harus dipilih. Keputusan sendiri, orang tua, bahkan keputusan yang teombang ambing karena ajakan teman. Keputusan memilih jurusan, tempat kampus, kost an, pokoknya akan butuh waktu untuk merasa yakin bahwa kita bisa mengambil keputusan yang pas dengan hati kita.

Manusia penuh kebimbangan, padahal..... Allah itu sudah menulis semua yang akan terjadi lho. Allah sebaik-sebaik skenario hamba-hambanya. Namun, manusia yang tidak pernah merasa puas, akan selalu hadir kecewa disaat sudah melakukan sebuah yang namanya keputusan. Why ? karena selalu ada pilihan yang lebih baik dari kita disekitarnya.

Sebuah Penilaian
Ketika kita menilai sesuatu dan butuh perubahan kita akhirnya memutuskan untuk memberi keputusan. Hakikatnya manusia ingin mendapat yang terbaik.Namun, kadangkala semua yang diharapkan tidak selalu sejalan.
Entah pilihan itu yang sulit atau kita yang mempersulit
Keraguan yang sering melanda adalah salah satu kita sulit memberikan keputusan. Keputusan yang 100% yakin dari dalam hati. Karena pada dasarnya manusia selalu diliputi keraguan.

Yakinlah kita memiliki penulis skenario yang sempurna. Minta lah padanya. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi 2 menit kedepan. Sebagai manusia kita hanya bisa ikhtiar dan berdoa. Petunjuk sebaik-baiknya adalah petunjuk dariNya.

Jangan sekali-kali kita jatuh kepada kondisi putus asa, meski gagal, atau keinginan belum tercapai jangan kau buat keputusan karena putus asa. Karena hasil akhir dari keputusan itu biasanya akan mengecewakan. Jangan berputus asa "Be Husnudzon with Allah Script" :)



10 Februari 2016
Untuk sahabat ku yang sedang istikhoroh untuk mendapatkan keputusan yang terbaik ^_^ 

Selasa, 21 Januari 2014

Menunggu Vs Ditunggu

Tidak semua manusia  memiliki stock ‘sabar’ yang banyak. Kadangkala manusia lebih suka memilih jalan terburu-buru. Hingga mereka lupa dibalik ketergesaan itu ada makhluk yang bernama syetan. Sehingga sering kali kita menjadi lalai dan celaka.

Masih ingat dengan ajaran baginda Rasulullah dalam mengunyah makanan yang baik ? Beliau akan mengunyah sebanyak 40 kali untuk membiarkan makanan itu betul-betul lumat agar perut kita senang memproses makanan itu. Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari ? jangankan  sampe 40 kali. Kunyahan ke sepuluh aja udah hilang entah kemana.

Senin, 09 Desember 2013 Tanar air dikejutkan dengan berita duka. Berita yang berasal dari Bintaro. Kecelakaan KRL Commuter Line dengan Truk pengangkut BBM. Hingga memakan beberapa korban. Kali ini bukan mau membahas salah dan kelalaian siapa. Kalau melihat fenomena ini, kadang miris terhadap stock ‘kesabaran’ para pengendara ketika berada diperlintasan kereta. Mereka lebih memilih menunjukan uji nyali mereka dibanding memilih menunggu.



Menunggu ?

Ya, satu kata kondisi ini tidak selalu memberikan kesan menyenangkan. Kadang membosankan. Apalagi saat kondisi sedang buru-buru dan stock kesabaran sedang limite. Rasanya ingin makan orang (eh, apa sampe segitunya yak?). Sedikit ngedumel (bahasa jawa : menggerutu) sih.

Tergesa-gesa?

Apakah dengan jalan ini juga menjamin urusan yang dituju akan tepat waktu didapatkan. Mungkin bisa tapi hasilnya tidak akan maksimal. Mungkin malah berantakan-berantakan juga.

“Tergesa-gesa adalah termasuk perbuatan setan,” begitu kata Nabi (HR Tirmidzi)

Kata kawanku dulu, setiap insan memaknai kata ‘menunggu’ itu berbeda-beda. Jika merasa yakin apa yang akan ditunggu maka ‘menunggu’ itu tidak akan ada artinya apa-apa.

Lama atau sebentar itu relatif. 2 jam bisa kau bilang lama. Dan 2 tahun bisa saya bilang sebentar. Semua di rasakan dan di lihat dari sudut pandang yang berbeda”.Dialog temanku dengan seorang gadis yang niat mau ditunggu.

Menurutku adalah paling yang menjengkelkan adalah ketika sudah menunggu di PHP-in pula. (Pengalaman yang hampir setiap sore di alami) :’) . Yupz, Kenek angkot jurusan Cikampek-Kopo sering sekali PHP-in. Bilangnya langsung jalan nggak taunya setengah jam baru berangkat. Satu menit rasanya setahun (hehe nunggunya nggak ikhlas sih). Mungkin salahnya saya juga tidak berpendirian. Siapa suruh mau saja menunggu yang tidak pasti. Bukannya banyak angkot-angkot lain yang lebih cepat berangkat. Tapi, masalahnya hampir semuanya seperti itu. Dan butuh ketelitian memilih yang benar-benar bukan sekedar janji. Dalam kondisi itulah di uji cara memilih. Diuji agar saat usai memilih tidak kecewa atas pilihannya. (perasaan ribet amat mau naik angkot aja). Tapi benar dalam hal memilih kudu bener2 teliti. (Pengalaman salah pilih angkot, padahal presentasi pertama dan angkot nggak jalan-jalan juga)..

Memang bukan hak ku untuk memaksakan angkotnya langsung jalan saat itu juga. Karena angkutan itu milik umum. Bukan hanya saya yang dia harapkan di dalam mobilnya. Masih banyak lagi penumpang-penumpang yang lain. Bayarannya yang lebih menjanjikan (bayaran ongkosnya maksudnya, karena jarak yang ditempuh lebih jauh). Kalau ingin sendiri ya naik mobil pribadi saja. Atau minimal  memboking satu angkot sendiri.

Dari sinilah saya belajar memaknai menunggu. Bahwa menunggu bukan aktifitas yang selalu menyenangkan. Apalagi kalau sudah dikaitkan dengan agenda dan target-target lain. Menunggu jadi membuat kita risau dan galau. Kalau dilihat dari peristiwa angkot tadi toh bukan kesalahan kenek/supir angkot sepenuhnya. Karena mereka nggak memaksa kita untuk percaya kepada mereka untuk naik angkotnya. Karena mereka memang sedang mencari nafkah. Dan pendapatannya dari jumlah si penumpang.

Meski pernah sesekali ada peristiwa diluar keinginan kita misal kenek memaksa sambil menarik-narik kita’. Kadang lebih galakan mereka. Padahal siapa coba yang mau pergi. Bahkan pernah menerima ucapan yang kurang baik. “ A****G, mentang-mentang make jilbab sok suci pisan”. Kalimat yang terlontar saat saya berusaha menghindar saat pundakku hampir dipegang. Manusiawi hatiku sakit dan kesal saat itu. Tapi coba mereda dan istighfar. Safarku masih jauh. Kalau emosi yang ada  perjalananku malah tidak sampai ketujuan. Mempercepat langkah dan menghindar adalah keputusan yang baik menurutku saat itu (konsekuensi perempuan jalan sendiri). Mungkin saat kaki melangkahkan keluar rumah saya lupa baca do’a. Itu mungkin kendala dari selama ‘menunggu’.

Berada pada posisi harus menunggu....

Bagaimana kalau satu-satunya pilihannya harus menunggu. Baik menunggu yang pasti maupun yang tidak pasti. Misal mengantri di bank, diloket pembayaran listrik (oh ya sekarang kan sudah ada token ya, lumayan mengurangi kondisi menunggu), dikantor pos, bahkan saat mengantri mau beli ketoprak (pernah menunggu hampir satu jam, karena yang beli banyak. Dan si ibunya bekerja sendirian). Padahal makannya paling lima belas menit selesai.

Pernah saya membaca sebuah artikel. Lupa siapa penulisnya. Intinya tentang budaya antri di jepang. Nggak perlu dibahas soal kedisiplinannya. Yang saya perhatikan poin-poin saat mereka dihadapkan harus mengantri. Antara lain :
  1. Management waktu, kalau mau antri paling depan berarti maka ya harus datang lebih awal
  2. Bersabar menunggu, apalagi kalau berada diposisi paling belakang
  3. Disiplin, pahami posisinya dan tidak menyerobot hak orang lain
  4. Belajar bersosialisasi, bisa saling mengenal dengan antrian depan dan belakang kita
  5. Kreatif mengisi kekosongan dengan hal yang bermanfaat, dari pada menunggu diisi dengan ngedumel, marah-marah kenapa tidak dicoba dengan hal yang bermanfaat. Misal membaca buku.
Jadi walaupun kita sudah antri panjang saat mau membeli tiket. Dan ternyata saat sudah didepan loket ternyata tiketnya sudah habis. ‘Menunggu’ nya kita tidak sia-sia (walau ada rasa jengkel setengah mati). Setidaknya ada satu atau dua paragraf bacaan yang kita baca. Maka perlunya selalu bawa buku bacaan.
Jangan mau kalah dengan Sistem kerja printer. Dia menggunakan metode queue (antrian).Queque berdisiplin FIFO (First In, First Out). Dimana yang mengantri pertama dia yang keluar pertama. Andai saja kertas-kertas print itu tidak mau mengantri dengan baik. Kemungkinan perjalanan saat ngprint tidak akan berjalan dengan baik. Printernya jadi eror, pencetakannya nggak baik, dan tintanya jadi kemana-mana. Oh ya, Kalau nggak salah dalam Stock Opname obat juga menggunakan ilmu itu. Agar tidak ada obat expired yang terlewat.

Akhir Kata ....

Menunggu mungkin bukan suatu hal yang menyenangkan, bisa jadi hal yang membosankan. Tapi, kita tidak bisa pungkiri hal tersebut. Karena kita hidup terkait satu sama lain. Setiap orang memiliki agenda, event, target, visi dan misi yang berbeda dengan kita. Sehingga deadline satu dengan yang lain tidaklah sama.

Menunggu...
Bagi pengantri harus paham seberapa lama hak kita dan pantas kita menunggu. Isi dengan hal yang bermanfaat. Kalau sekiranya kita tak yakin menunggu hal itu. Segeralah pilih keputusan. Dimana kita menghindari kekecewaan. Apalagi kalau deadline agenda kita sudah 5 cm didepan kita. Lebih baik kita ambil yang pasti.

Ditunggu...
Misal bagi pedagang, sopir angkot, dkk...sebaiknya jangan suka memberika janji manis kalau tidak bisa memberikan jaminan akan memberikan yang terbaik. Sebagai contoh kisah,Pagi itu saya mau berangkat kerja. Karena suatu hal, jadi nggak sarapan dirumah. Hingga akhrinya ku hampiri si ibu tukang ketoprak. Dari raut-rautnya sih sibuk banget. Ada sepuluh piring berjajar digerobaknya. Dan yang pasti,  punya saya tidak ada diantara sepuluh itu. “ Bu ketopraknya masih ada?”. Tanya saya. “masih ada neng”. Jawabnya tanpa melihatku karena sibuk ngulek bumbu. “ pesen satu, dibungkus ya bu”. Si ibu pun menoleh dan langsung memberikan pilihan dan konsekuensinya ‘menunggu’. “ Tapi, lama neng. Ini aja saya masih ada sepuluh piring. Yang bantu saya kebetulan lagi sakit. Jadi, ngerjainnya sendiri. Kalau neng mau sabar nunggu, mangga. Kalau nggak juga nggak apa-apa. Takut neng kelamaan nunggu”. Sempet berfikir, tapi nggak sampe ngitung kancing nunggu-engga-nunggu-engga. Ketegasan si ibu malah membuat saya tidak gentar buat nunggu. Hingga akhirnya saya pun lebih memilih menunggu. Walau hati kecil was-was ‘kira-kira kehabisan nggak ya’ (manusiawi dalam perjalanan suka ragu-ragu)
So, bagi menunggu yang ditunggu harus saling mengerti. Prinsip menunggu – ditunggu ini bisa dipakai kondisi apapun.

NB : Ide lahir saat diperlintasan kereta nunggu kereta Brantas lewat dan saat menunggu sebungkus ketoprak.


Menunggu saat diperlintasan kereta
Menunggu saat diperlintasan kereta

Jumat, 14 Juni 2013

Puisi Kalkulator Cinta

1 hari ditambah 1 hari tidak otomatis jadi 2 hari
Jika itu rindu, maka hasilnya bisa berminggu-minggu waktu, mana tahan
Jika itu pertemuan, maka hasilnya hanya sekejap saja, cepat sekali terasa

1.000 km jarak ditambah 500 km jarak tidak otomatis jadi 1.500 km
Kalau itu dekatnya hati, maka hasilnya nol saja, selalu dekat di hati
Tapi kalau itu perjalanan menemui belahan hati, maka aduh terasa jauh sekali

Urusan perasaan kadang tak sesederhana kalkulator

Golongan darah O menikah dengan golongan darah O, pastilah anaknya O
Tapi benci bertemu benci, tidak otomatis berpisah, kalau jodoh tidak akan kemana
Pun cinta bertemu cinta, tidak otomatis bersatu, kalau tidak jodoh tidak akan terjadi

Aduhai, urusan perasaan tidak sepasti teori biologi

Dan jelas tidak macam sedang download sesuatu, berapa persennya ketahuan
Kita tidak pernah bisa mengukur persentase rasa suka
Dan jelas tidak seperti penunjuk kecepatan, berapa kilometer per jam
Kita tidak pernah bisa menghitung kecepatan berkurang atau bertambahnya rasa sayang

Urusan perasaan bahkan lebih rumit dari rumus matematika

10 dikurang 1 tidak berarti 9
10 dikurang 10 tidak berarti 0
Kalau itu perasaan, semakin dikurangi, semakin dienyahkan, dipaksa dibuang
Hasilnya justeru berlipat ganda jadi 100 atau bahkan 1000
Tumbuh tak terbilang


#Darwis Tere Liye

Sabtu, 25 Mei 2013

Perintah untuk “Tampil” dengan sekali klik pada Common


Private sub namecommond_click()                                                                        
Text1.text= “input 1”
Text2.text=“input 2”
 Text3.text=“input 3”
Text4.text=“input 4”
Textn.text=“input n”

End sub

Contoh :

Private sub cmdtampil_click()
Textnik.text= “ 12121334“
Textnm.text=“ momon”
Textkls.text=“ 12.3B.15”
Textalmt.text= “ Cikampek”
Textlp.text=“ 0909090”

End sub





Commond “tampil” sudah ada kode listing.
Ketika di klik  Common Tampil nya maka akan seperti ini :